Pengaruh Pengasuhan Anak oleh Kakek-Nenek
terhadap Perkembangan Anak Usia Enam sampai Dua Belas Tahun
A. Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengasuhan anak oleh kakek-nenek
pada perkembangan anak usia enam sampai dua belas tahun apakah terjadi
penghambatan perkembangan pada anak tersebut.
B. Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan
dan perkembangan
manusia adalah
proses modifikasi
yang terus menerus
dimulai dari
pembuahan.
Ada banyak perubahan fisik, mental, emosional, sosial, dan kecerdasan yang
berada di bawah regulasi genetik dan lingkungan eksternal, terutama untuk anak
yang dibesarkan oleh keluarga. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
yang tepat pada usianya terhadap anak dalam keluarga,
ayah dan ibu merupakan komponen yang
paling penting. Anak-anak harus tumbuh dalam
kehangatan, dan cinta, dan dengan pengasuhan yang baik oleh orang tua dan
keluarga mereka. Mereka
juga harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan kesehatan yang sesuai dengan
usianya dan perkembangan yang mengarah ke kualitas hidup
yang baik.
Keluarga
yang memiliki kepedulian, cinta, dan kehangatan membantu anak-anak belajar dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru. Pengasuhan anak yang
tepat dan pendidikan ibu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan anak.
Dengan modernisasi masyarakat Thailand, keluarga diadaptasikan
dan dimigrasikan beberapa dari anggota masyarakat khususnya orang tua untuk
bekerja di daerah industri atau perkotaan sementara mereka meninggalkan
anak-anak mereka dengan kakek dan nenek anak itu, di daerah pedesaan. Kakek-nenek
mengutamakan mengurus dan meningkatkan perkembangan fisik anak-anak. Namun,
dalam proses pembelajaran, terutama aspek intelektual, kakek-nenek tidak bisa
mendukung anak-anak untuk mempelajarinya dengan baik. Anak-anak
usia pra-sekolah
dan anak-anak
usia sekolah
yang memiliki
orang tua
sebagai
pengasuh
utama
telah mendapat
pelayanan kesehatan
umum yang lebih baik
dan peningkatan
perkembangan
emosional,
sosial,
dan
intelektual
daripada mereka yang
dibesarkan
tanpa
orang tua, kebanyakan dibesarkan oleh
kakek-neneknya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jumpaklay A tentang
pengaruh migrasi dari orang tua untuk kualitas hidup anak-anaknya, ditemukan
bahwa anak-anak tanpa orang tua yang hidup dalam keluarga memiliki sejarah yang
lebih tinggi dari penyakit dalam satu bulan terakhir dibandingkan dengan mereka
yang tinggal bersama orangtuanya. Hal
ini sama dan sejalan dengan penelitian Nanthamongkolchai S et al yang
menyatakan bahwa anak-anak yang hidup dalam keluarga dan ada anggota dari
kelurga itu bermigrasi, sebagian besar hanya tinggal bersama ayahnya, memiliki
1,4 kali kesempatan lebih tinggi anak itu memiliki IQ di bawah normal
dibandingkan dengan mereka yang tinggal dalam keluarga tanpa ada anggota
kelurga yang bermigrasi.