Jumat, 24 Januari 2014

Review Jurnal



Pengaruh Pengasuhan Anak oleh Kakek-Nenek terhadap Perkembangan Anak Usia Enam sampai Dua Belas Tahun

A.  Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengasuhan anak oleh kakek-nenek pada perkembangan anak usia enam sampai dua belas tahun apakah terjadi penghambatan perkembangan pada anak tersebut.

B.  Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah proses modifikasi yang terus menerus dimulai dari pembuahan. Ada banyak perubahan fisik, mental, emosional, sosial, dan kecerdasan yang berada di bawah regulasi genetik dan lingkungan eksternal, terutama untuk anak yang dibesarkan oleh keluarga. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang tepat pada usianya terhadap anak dalam keluarga, ayah dan ibu merupakan komponen yang paling penting. Anak-anak harus tumbuh dalam kehangatan, dan cinta, dan dengan pengasuhan yang baik oleh orang tua dan keluarga mereka. Mereka juga harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan kesehatan yang sesuai dengan usianya dan perkembangan yang mengarah ke kualitas hidup yang baik.
Keluarga yang memiliki kepedulian, cinta, dan kehangatan membantu anak-anak belajar dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru. Pengasuhan anak yang tepat dan pendidikan ibu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan anak.
Dengan modernisasi masyarakat Thailand, keluarga diadaptasikan dan dimigrasikan beberapa dari anggota masyarakat khususnya orang tua untuk bekerja di daerah industri atau perkotaan sementara mereka meninggalkan anak-anak mereka dengan kakek dan nenek anak itu, di daerah pedesaan. Kakek-nenek mengutamakan mengurus dan meningkatkan perkembangan fisik anak-anak. Namun, dalam proses pembelajaran, terutama aspek intelektual, kakek-nenek tidak bisa mendukung anak-anak untuk mempelajarinya dengan baik. Anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak usia sekolah yang memiliki orang tua sebagai pengasuh utama telah mendapat pelayanan kesehatan umum yang lebih baik dan peningkatan perkembangan emosional, sosial, dan intelektual daripada mereka yang dibesarkan tanpa orang tua, kebanyakan dibesarkan oleh kakek-neneknya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jumpaklay A tentang pengaruh migrasi dari orang tua untuk kualitas hidup anak-anaknya, ditemukan bahwa anak-anak tanpa orang tua yang hidup dalam keluarga memiliki sejarah yang lebih tinggi dari penyakit dalam satu bulan terakhir dibandingkan dengan mereka yang tinggal bersama orangtuanya. Hal ini sama dan sejalan dengan penelitian Nanthamongkolchai S et al yang menyatakan bahwa anak-anak yang hidup dalam keluarga dan ada anggota dari kelurga itu bermigrasi, sebagian besar hanya tinggal bersama ayahnya, memiliki 1,4 kali kesempatan lebih tinggi anak itu memiliki IQ di bawah normal dibandingkan dengan mereka yang tinggal dalam keluarga tanpa ada anggota kelurga yang bermigrasi. 

C.  Metode Penelitian
1.    Teknik Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif.

2.    Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 320 anak, berusia antara enam sampai dua belas tahun yang tinggal di Provinsi Phrae, Thailand dipilih menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu cluster sampling (metode pengumpulan data). Pengasuh anak adalah orang tua dan kakek-nenek. Pengasuhan anak oleh kakek dan nenek mereka disebabkan karena sebagian besar orang tua (76,3 %) bermigrasi untuk bekerja di tempat lain, 15,4 % adalah keluarga dengan orang tua yang meninggal atau bercerai, dan 8,3 % tinggal bersama tetapi orang tua tidak memiliki peran dalam pengasuhan anak. Pengasuh anak berarti orang yang mengurus mereka, setidaknya enam bulan sebelum survei.

3.    Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, alat pengumpulan data dibagi menjadi 2 bagian yaitu dengan wawancara kepada pengasuh  anak dan penilaian perkembangan anak dengan tes kecerdasan nonverbal (TONI-III) yang dilakukan peneliti antara tanggal 10 Maret 2006 sampai 8 April 2006. Bagian I, wawancara mencakup pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan oleh peneliti untuk memperoleh informasi mengenai data anak-anak yang diteliti (jenis kelamin, jumlah saudara kandung), data keluarga (pendidikan pengasuh anak), tipe keluarga (keluarga kecil, keluarga besar), pendapatan keluarga (cukup dan tidak cukup), dan krisis keluarga (pengukuran dengan adanya minimal satu dari tujuh peristiwa yang telah terjadi dalam enam bulan terakhir seperti sakit parah yang dialami salah satu anggota keluarga, pengangguran, kematian, pecandu narkoba, perceraian, dipenjara, atau dikeluarkan dari sekolah). Wawancara ini berfokus pada skala pengasuhan anak dengan menggunakan konsep kebutuhan dan pelayanan dasar bagi anak-anak yang sesuai dan pantas. Pengasuhan anak dalam penelitian ini hanya berkonsentrasi pada peningkatan perkembangan intelektual anak. Bagian II yaitu menilai perkembangan anak dengan tes kecerdasan nonverbal (TONI-III) terhadap anak tersebut, ​​digunakan untuk menilai perkembangan intelektual. Subjek diklasifikasikan sebagai perkembangan normal (IQ >90) atau  perkembangan yang terhambat (IQ <90).

4.    Prosedur Penelitian
Peneliti melakukan penelitian kepada anak-anak yang diasuh oleh kakek dan neneknya yang tinggal di Provinsi Phrae. Peneliti mendatangi anak-anak tersebut untuk melakukan tes kecerdasan intelektual nonverbal (TONI-III) dan pengasuhnya untuk melakukan wawancara.

5.    Teknik Analisis Data
Data-data penelitian ini dianalisis dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan regresi logistik dan regresi logistik ganda.

D.  Hasil Penelitian
a.    Karakteristik Anak dan Keluarga
Perbandingan anak perempuan dan anak laki-laki 55,9 dan 44,1%, dan sebagian besar (63,7%) memiliki dua atau lebih saudara kandung. Para pengasuh anak utama sama (50%) antara orang tua dan kakek-nenek, sebagian besar dari mereka adalah keluarga kecil, dan lebih dari setengah (57,8%) memiliki penghasilan cukup untuk pendapatan keluarga. Hampir semua pengasuh anak (94,1%) telah menyelesaikan sekolah dasar atau pendidikan yang lebih rendah, 63,8% dihadapkan dengan krisis keluarga, dan 54,4% telah mengasuh anak dengan sesuai (Tabel 1).

b.    Perkembangan Anak Usia Enam sampai Dua Belas Tahun
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 63,4% dari anak usia enam sampai dua belas tahun memiliki perkembangan normal, sedangkan 36,6% mengalami penghambatan perkembangan (Tabel 2).

c.    Pengaruh Pengasuhan Anak oleh Kakek-Nenek terhadap Perkembangan Anak Usia Enam sampai Dua Belas Tahun
Untuk analisis bivariat antara faktor pengasuh anak dan perkembangan anak dengan regresi logistik ditemukan bahwa, pengasuh anak secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan perkembangan anak (p < 0,05). Anak dibesarkan oleh kakek-nenek memiliki 2,9 kali kesempatan yang lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan daripada mereka yang dibesarkan oleh orang tua.
Analisis multivariat antara faktor pengasuh anak, faktor anak, dan faktor keluarga dengan regresi logistik ganda ditemukan bahwa pengasuh anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan anak (p < 0,05). Anak-anak dibesarkan oleh kakek-nenek memiliki 2,0 kali kesempatan yang lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan daripada mereka yang dibesarkan oleh orang tua mereka. Selain itu, pendapatan keluarga dan pengasuhan anak memiliki pengaruh pada perkembangan anak (p < 0,05). Anak-anak dalam keluarga berpenghasilan rendah memiliki 2,1 kali kesempatan yang lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan dibandingkan dengan pendapatan yang cukup. Anak dengan pengasuhan yang tidak sesuai memiliki 8,8 kali kesempatan yang lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan dibandingkan dengan anak yang pengasuhannya sesuai (Tabel 3).

E.  Pembahasan
Anak-anak usia enam sampai dua belas tahun mengalami keterhambatan perkembangan 36,6% dan dengan analisis multivariat yang mengendalikan faktor pengasuhan oleh kakek-nenek, karakteristik anak, keluarga, dan perkembangan anak menunjukkan bahwa anak dibesarkan oleh kakek-nenek mereka memiliki 2 kali kesempatan lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan daripada mereka yang dibesarkan oleh orang tua mereka. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran penting dalam pengasuhan anak dan peningkatan perkembangan intelektual anak. Anak-anak yang dibesarkan oleh kakek-nenek mereka memang menerima gizi yang baik dan terjadi peningkatan pertumbuhan fisik, tapi mungkin kurang memberi pembelajaran keterampilan dan kegiatan yang mengarah pada perkembangan intelektual.
Anak-anak usia sekolah yang diasuh oleh orang tua mereka sebagai pengasuh utama memiliki kesempatan lebih tinggi untuk menerima perhatian dan peningkatan perkembangan emosional, sosial, dan intelektual dibandingkan dengan anak yang dibesarkan oleh anggota keluarga yang lain, yang kebanyakannya adalah kakek-nenek mereka.
Penelitian tentang migrasi orang tua dan status kesehatan anak menemukan bahwa anak-anak yang hidup dalam keluarga, di mana ayah atau ibu bermigrasi untuk bekerja di kota besar lain memiliki kesempatan yang lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan daripada mereka yang tinggal dalam keluarga dengan orangtua yang tidak bermigrasi.
Pendapatan keluarga dan faktor pengasuhan anak memiliki pengaruh pada perkembangan intelektual anak. Tampaknya keluarga dengan penghasilan rendah pendapatan kelurganya menyebabkan kurangnya kesempatan untuk memberikan pembelajaran lebih bagi anak mereka. Ini mungkin karena pengasuh utama menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk bekerja.
Pengasuh anak adalah faktor yang paling penting terhadap perkembangan anak karena orang tua atau pengasuh utama tahu bagaimana mengelola pengetahuan mereka dan memilih praktek pengasuhan anak yang tepat untuk meningkatkan perkembangan intelektual anak, memberikan kesempatan bagi anak untuk menunjukkan pemikiran kreatif mereka, dan bertindak sebagai panutan yang membuat perkembangan potensi intelektual.
Pendapatan keluarga dan pengasuhan anak memiliki pengaruh pada perkembangan anak usia sekolah, yang sama dengan penelitian ini. Oleh karena itu, keluarga harus meningkatkan perkembangan dan proses pembelajaran anak yang dibesarkan oleh kakek-nenek mereka dan tenaga kesehatan harus mengatur pelatihan pengetahuan tentang perkembangan anak dan peningkatan intelektual untuk kakek-nenek.



JURNAL :


Influence of Child Rearing by Grandparent on

the Development of Children Aged Six to Twelve Years

Sutham Nanthamongkolchai PhD*,
Chokchai Munsawaengsub MD*, Chantira Nanthamongkolchai MSc**

* Department of Family Health, Faculty of Public Health, Mahidol University, Bangkok, Thailand
** Health Center Region I, Bangkok, Thailand



 


Objective (Tujuan): To investigate the influence of child rearing by grandparent on the development of children aged six to twelve years.
Material and Method (Bahan dan Metode): A cross-sectional study was conducted in 320 children that were cared for by a parent and grandparent selected by cluster sampling. The data were collected between March 10 and April 8, 2006 by questionnaire about child and family factors. The TONI-III test was used to test the child development. Data were analyzed by frequency distribution, logistic regression, and multiple logistic regression.
Results (Hasil): Child caregiver had a significant influence on child development (p-value < 0.05). Children reared by a grandparent had 2.0 times higher chance of having delayed development compared with those who were reared by the parent. In addition, significant family factors that had impact on the child development were child rearing and family income.
Conclusion (Kesimpulan): Child rearing by a grandparent had 2.0 times higher chance of having delayed development than those reared by the parent. Therefore, family and health personnel should plan to ensure the development and learning process of children that are cared by the grandparent.

Keywords (Kata Kunci): Child reared by grandparent, Children aged six to twelve years, Development

J Med Assoc Thai 2009; 92 (3): 430-4
Full text. e-Journal: http://www.mat.or.th/journal



 


Human growth and development are a continuous modification process starting from fertilization. There are many changes in physical, mental, emotional, social, and intelligence that are under genetic regulation and external environment, particularly for child reared by the family. To promote aged appropriate growth and development of the children in the family, father and mother are the most important components. The children should grow in warmth, and love, and be well reared by the parents and their relatives. They also should have the chance to get age-appropriate health and development leading to a good quality of life. Chen X et al studied about the parental warmth, control, indulgence, and their relations to adjustment in Chinese children. They found that the family that had prompt child care, love, and warmth help children learn and adapt themselves to new social environments. This is similar to the study of Nanthamongkolchai S et al who found that appropriate child rearing and mother education had a significant influence on child development.
With the Thai society modernizing, the family adapted and migrated some of their members to work in the industrialized or urban areas while they left their children behind, with the grandparents,



 
Correspondence to: Nanthamongkolchai S, Department of Family Health, Faculty of Public Health, Mahidol University, Bangkok 10400, Thailand.
in the rural area. The grandparents mainly took care and promoted the physical development of the children.
However, in the learning process, particularly intellectual aspect, the grandparents cannot support the children well as shown in the study of Nanthamongkolchai S on the child care and child rearing in a Thai family. It stated that the pre-school and school-aged children who had the parents as the major caregivers had received better general health care and promotion of emotional, social, and intellectual development than those who were reared by the non-parents, mostly grandparents. According to the study of Jumpaklay A on the effect of migration of the parent to the quality of life in the children, it found that the children without a parent living in the family had a higher history of illness in the past one month than those who lived with the parent. This is congruent with the study of Nanthamongkolchai S et al who stated that the children living in the family with migration of the member, mostly with the father, had 1.4 times higher chance of having an IQ below normal than those who lived in the family without member migration.
Studies in countries such as in the Philippines and Kenya have shown the opposite. It showed that the migration of household leader had no negative impact on the growth and development of the children who were taken care by another member of the family, particularly when the father migrated and the mother was the main caregiver. According to the literature review, the author still could not clearly conclude that when the parent cannot be responsible for the child and imposed such duties to the grandparent, it had an influence on the development of the children. Thus, the present study aimed at analyzing the influence of the child rearing by grandparent on the development of children aged between six to twelve years old, on the hypothesis that child rearing by a grandparent is the major factor affecting the child development even if child factors and family factors such as family income and child rearing practice are controlled. The result could be used as a parental and health personnel guideline to take care of the children for enhancing appropriate development.

Material and Method
A cross-sectional study was conducted in Phrae province. The data were collected by two researchers. The inter-rater reliability test during the pilot test showed 95-100% agreement in each item. The interviews of the child caregivers and the assessment of child development were done between March 10, 2006 and April 8, 2006. Three hundred twenty children, aged between six to twelve years old, were selected by cluster sampling. Child caregivers were parent and grandparent. The child caregiver means the person who takes care of them, at least six months before the survey. For the group of grandparents, the majority of parents (76.3%) migrated to work in other places, 15.4% were family with a parent who died or was divorced, and 8.3% lived together but the parents have no role in child caring. The research instrument was divided into two parts. Part I included the questions developed by the researchers to elicit information regarding to the children data ( sex, number of siblings), the family data (child caregiver’s education), the family type (nuclear, extended), the family income (sufficient and insufficient), and family crisis (measure by the presence of at least one of seven events that have occurred in the past six months such as severe illness of a family member, unemployed, death, drug addict, divorced, jailed, or escaped from school). Part I also focused on the child rearing scale by using the concept of basic needs and services for children (12 items, classify child rearing as appropriate and inappropriate). The child rearing in the present study concentrated only on the promotion of intellectual development of the children. In part II, the study has assessed the child development; the test of nonverbal intelligence (TONI-3) was used to assess intellectual development. The subjects were classified as normal development (IQ > 90) or delay development (IQ < 90).
Three experts who were two psychologists and a pediatrician assessed the content validity of the instrument. Reliability was assessed in 30 parents and grandparents of children aged six to twelve years who shared similar characteristics with the study subject. Cronbach’s alpha coefficient for child rearing was 0.78.
Data were analyzed by frequency distribution and percentage to describe the demographic characteristic of the subjects. Logistic regression and multiple logistic regression were used to study the influence of the child rearing by a grandparent on the child development with the significant level set at p-value < 0.05.

Results
Characteristic of children and family
The proportion of girls and boys were 55.9 and 44.1%, and most (63.7%) had two or more siblings. The main child caregivers were equal (50%) among parent and grandparent, most of them were a nuclear family, and more than half (57.8%) had insufficient income for family expense. Almost all child caregivers (94.1%) had finished elementary school or lower education, 63.8% faced with family crisis, and 54.4% had appropriate child rearing (Table1).



Development of children aged six to twelve years

The finding revealed that 63.4% of children aged six to twelve years old had a normal development, while 36.6% had delayed development (Table 2).


Influence of child rearing by grandparent on the development of children aged six to twelve years
For the bivariate analysis between child caregiver factors and child development with logistic regression found that, the child caregiver was statistically significant related with child development (p < 0.05). The child reared by a grandparent had 2.9 times higher chance of delayed development than those who were reared by a parent. Multivariate analysis between child caregiver factors, child factors, and family factors by multiple logistic regression found that the child caregiver had significant influence on child development (p < 0.05). The children reared by a grandparent had 2.0 times higher chance of delayed development than those who were reared by their parent. Furthermore, the family income and child rearing had an influence on child development (p < 0.05). The children in insufficient income family had 2.1 times higher chance of delayed development than those with sufficient income. The child with inappropriate child rearing had 8.8 times higher chance of delayed development than those with appropriate child rearing (Table 3).

Discussion
The children aged six to twelve years old had delayed development 36.6% and by multivariate analysis which control the factors of grandparent caregiver, child characteristic, family, and child development pointed out that the child reared by their grandparents had a 2 times higher chance of delayed development than those who were reared by their parent. It showed that the parent had a significant role in child care and promotion of intellectual development. The children who grew up with a grandparent received the physical growth promotion and good nutrition but may lack learning skill promotion and activity that lead to intellectual development, which is congruent with the study of Nanthamongkolchai S. They found that the school age children who were reared by their parent as a main caregiver had a higher chance to receive the care with developmental promotion of emotional, social, and intellectual than the child reared by other family members, who were mostly grandparents. The study of parental migration and health status of children found that children living in families where fathers or mothers migrated to work in another major city had a higher chance of delayed development than those who lived in families with non-migrate parent.
The family income and child rearing factors had an influence on the intellectual development of the children. It seems that the family with insufficient income for the household expense leads to lack of opportunity to provide the learning promotion accessories for the children. This may be because the main caregiver spent most of their time working. The child rearing was the most important factor of child development because the parent or the main caregiver knew how to manage their knowledge and choose the appropriate child rearing practice to promote intellectual development, give the chance for the children to show their creative thinking, and act as a role model that made the potential intellectual development. The study of a Ruengdaraganond N, Mosuwan L et al, and Nanthamongkolchai S et al found that the family income and the child rearing had influence on the development of school-aged children, which was congruent with the present study. Therefore, the family should promote the development and learning process of the children who were reared by the grandparent and the health personnel should organize knowledge training on child development and intellectual promotion for the grandparent.
However, the study of Davidhizar R et al in The United States of America about the role of grandparent who took care of the grandchildren had a different result and found that the role of grandparent had a positive effect upon the good relation among the grandparents and grandchildren. In addition, the study of Kemp CL found the grandparent-adult grandchild relationships had friendships relation, which lead to sharing of experiences and thinking that strengthened the confidence and trust among the family members.

Acknowledgements
The authors wish to thank all the participants in the study and we would like to thank Mrs. Kanjana Akepatcha for her kind support during data collection.

Reference
1.        Bee H. The growing child. New York: Harper Collins College Publishirs; 1995: 105-83.
2.        Nelson WE, Behrman RE, Kliegman RE, Arvin AM, editors. Text book of pediatrics. 15th ed. Philadelphia: W.B. Saunders; 1996: 56-72.
3.        Chen X, Lice M, Li D. Parental warmth, control, and indulgence and their relations to adjustment in Chinese children: a longitudinal study. J Fam Psychol 2000; 14: 401-19.
4.        Nanthamongkolchai S, Isaranurug S, Kaewsiri D. Factors affecting intelligence development of school children in four areas of Thailand. Thai J Pediatr 2003; 42: 9-18.
5.        Nanthamongkolchai S, Isaranurug S, Klinman S. Factors affecting cognitive development of students in matthyom suksa, Muang district, Nakhon Sawan Province. J Public Health 2003; 33: 131-9.
6.        Chamratrithirong A, Achavanikul K, Richter K, Guest P, Thongthai V, Boonchalaksi V, et al National migration survey of Thailand. Bangkok: Institute for Population and social Research, Mahidol University, Thailand; 1995: 65-78.
7.        Soonthorndhada K, Kanungsukkasem U, Punpueng S, Tangchonlatip K. Child-care situations in Thailand: a synthesis report. Bangkok: Institute for Population and Social Research Mahidol University, Thailand; 1998: 46-63.
8.        Nanthamongkolchai S, editor. Child rearing practices of Thai families: a quantitative and qualitative study. Bangkok: The Thailand Research Fund; 2004: 153-162.
9.        Jampaklay A. Migration of the parent and the quality of life of the children. Population and Development Newsletter 2005; 25: 1-2.
10.    Nanthamongkolchai S, Mosuwan L, Ruengdaraganond N, Isaranurug S. Family migration and intelligence quotient of school children and adolescent in Thailand. J Demography 2006; 22: 33-43.
11.    Graziano B, Conoco CG. The impact of labour migration on the children lift behind: a study of elementary school children in the Philippines. SQJOURN 1998; 13: 220-41.
12.  Onyango A, Tucker K, Eisemon T. Household headship and child nutrition: a case study in westen Kenya. J Soc Sci Med 1994; 39: 1633-9.
13.  National Bureau of the Children Promotion and Coordination. Basic minimum needs and services for children. Bangkok: National Bureau of the Children Promotion and Coordination; 1990: 30-7.
14. Brown L, Sherberou R, Johnsen SK. Examiner’s manual TONI-3 test of nonverbal intelligence. 3rd ed. New York: Proed; 1997: 1-142.
15.    Nanthamongkolchai S, Isaranurug S, Munsawaengsub C. Parental migration and health status of children aged 1-12. J Public Health Dev 2006; 4: 57-64.
16.  Ruendaraganond N. Cognitive development of Thai children. Bangkok: The Thailand Research Fund; 2004: 70-4.
17.    Mosuwan L, Chompikul J, Isaranurug S, Ruendaraganond N, Sanga P, Nanthamongkolchai S, et al. Holistic development of Thai children. Bangkok: The Thailand Research Fund; 2004: 25-39.
18.    Davidhizar R, Bechtel GA, Woodring BC. The changing role of grandparenthood. J Gerontol Nurs 2000; 26: 24-9.
19. Kemp CL. Dimensions of grandparent-adult grandchild relationships: From family ties to Intergenerational friendships. Can J Aging 2005; 24: 161-77.



 


อิทธิพลของผู้เลี้ยงดูที่เป็นปู่ย่า ตายาย ต่อพัฒนาการเด็กอายุ 6-12 ปี

สุธรรม นันทมงคลชัย, โชคชัย หมั่นแสวงทรัพย์, จันทิรา นันทมงคลชัย

วัตถุประสงค์: เพื่อศึกษาอิทธิพลของผู้เลี้ยงดูที่เป็นปู่ ย่า ตา ยาย ต่อพัฒนาการเด็กอายุ 6-12 ปี
วัสดุและวิธีการ: เป็นการสำรวจภาคตัดขวาง เก็บรวบรวมข้อมูลจากเด็กพร้อมผู้เลี้ยงดูหลักที่เป็นบิดามารดา และ ปู่ ย่า ตา ยาย ในจังหวัดแพร่ จำนวน 320 คน เลือกกลุ่มตัวอย่างจากการสุ่มแบบแบ่งกลุ่ม เก็บรวบรวมข้อมูลโดย วิธีการสัมภาษณ์และทดสอบพัฒนาการเด็กด้วยแบบทดสอบ TONI-III ในช่วงวันที่ 10 มีนาคม .. 2549 ถึง 8 เมษายน .. 2549 วิเคราะห์ข้อมูลโดยใช้สถิติ ค่าความถี่ ร้อยละ Logistic regression และ Multiple logistic regression
ผลการศึกษา: ผู้เลี้ยงดูหลักมีอิทธิพลต่อพัฒนาการเด็กอย่างมีนัยสำคัญทางสถิติ (p-value < 0.05) โดย เด็กที่ถูก เลี้ยงดูโดยปู่ ย่า ตา ยาย มีโอกาสที่จะมีพัฒนาการต่ำกว่าปกติ 2.0 เท่า ของเด็กที่เลี้ยงดูโดยบิดามารดา นอกจากนั้น ปัจจัยด้านลักษณะการอบรมเลี้ยงดู และรายได้ของครอบครัว มีอิทธิพลต่อพัฒนาการเด็กอย่างมีนนัยสำคัญทางสถิติ (p-value < 0.05)
สรุป: เด็กที่ถูกเลี้ยงดูโดยปู่ ย่า ตา ยาย มีโอกาสที่จะมีพัฒนาการต่ำกว่าปกติ 2.0 เท่า ของเด็กที่เลี้ยงดูโดยบิดามารดา ดังนั้น ครอบครัวและบุคลากรด้านสาธารณสุข ควรกำหนดแนวทางในการส่งเสริมพัฒนาการและการเรียนรู้ของเด็ก ที่เลี้ยงดูโดยปู่ ย่า ตา ยายที่เหมาะสมต่อไป


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar