Pengaruh Pengasuhan Anak oleh Kakek-Nenek
terhadap Perkembangan Anak Usia Enam sampai Dua Belas Tahun
A. Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengasuhan anak oleh kakek-nenek
pada perkembangan anak usia enam sampai dua belas tahun apakah terjadi
penghambatan perkembangan pada anak tersebut.
B. Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan
dan perkembangan
manusia adalah
proses modifikasi
yang terus menerus
dimulai dari
pembuahan.
Ada banyak perubahan fisik, mental, emosional, sosial, dan kecerdasan yang
berada di bawah regulasi genetik dan lingkungan eksternal, terutama untuk anak
yang dibesarkan oleh keluarga. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
yang tepat pada usianya terhadap anak dalam keluarga,
ayah dan ibu merupakan komponen yang
paling penting. Anak-anak harus tumbuh dalam
kehangatan, dan cinta, dan dengan pengasuhan yang baik oleh orang tua dan
keluarga mereka. Mereka
juga harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan kesehatan yang sesuai dengan
usianya dan perkembangan yang mengarah ke kualitas hidup
yang baik.
Keluarga
yang memiliki kepedulian, cinta, dan kehangatan membantu anak-anak belajar dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru. Pengasuhan anak yang
tepat dan pendidikan ibu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan anak.
Dengan modernisasi masyarakat Thailand, keluarga diadaptasikan
dan dimigrasikan beberapa dari anggota masyarakat khususnya orang tua untuk
bekerja di daerah industri atau perkotaan sementara mereka meninggalkan
anak-anak mereka dengan kakek dan nenek anak itu, di daerah pedesaan. Kakek-nenek
mengutamakan mengurus dan meningkatkan perkembangan fisik anak-anak. Namun,
dalam proses pembelajaran, terutama aspek intelektual, kakek-nenek tidak bisa
mendukung anak-anak untuk mempelajarinya dengan baik. Anak-anak
usia pra-sekolah
dan anak-anak
usia sekolah
yang memiliki
orang tua
sebagai
pengasuh
utama
telah mendapat
pelayanan kesehatan
umum yang lebih baik
dan peningkatan
perkembangan
emosional,
sosial,
dan
intelektual
daripada mereka yang
dibesarkan
tanpa
orang tua, kebanyakan dibesarkan oleh
kakek-neneknya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jumpaklay A tentang
pengaruh migrasi dari orang tua untuk kualitas hidup anak-anaknya, ditemukan
bahwa anak-anak tanpa orang tua yang hidup dalam keluarga memiliki sejarah yang
lebih tinggi dari penyakit dalam satu bulan terakhir dibandingkan dengan mereka
yang tinggal bersama orangtuanya. Hal
ini sama dan sejalan dengan penelitian Nanthamongkolchai S et al yang
menyatakan bahwa anak-anak yang hidup dalam keluarga dan ada anggota dari
kelurga itu bermigrasi, sebagian besar hanya tinggal bersama ayahnya, memiliki
1,4 kali kesempatan lebih tinggi anak itu memiliki IQ di bawah normal
dibandingkan dengan mereka yang tinggal dalam keluarga tanpa ada anggota
kelurga yang bermigrasi.
C. Metode Penelitian
1.
Teknik
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan teknik kuantitatif.
2.
Subjek
Penelitian
Subjek
dalam penelitian ini adalah 320 anak,
berusia antara enam sampai dua belas tahun yang tinggal di Provinsi Phrae,
Thailand dipilih menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu cluster sampling (metode pengumpulan
data). Pengasuh anak
adalah orang tua dan kakek-nenek. Pengasuhan
anak oleh kakek dan nenek mereka disebabkan karena sebagian besar orang tua
(76,3 %) bermigrasi untuk bekerja di tempat lain, 15,4 % adalah keluarga dengan
orang tua yang meninggal atau bercerai, dan 8,3 % tinggal bersama tetapi orang
tua tidak memiliki peran dalam pengasuhan anak. Pengasuh anak berarti orang
yang mengurus mereka, setidaknya enam bulan sebelum survei.
3.
Alat
Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini, alat pengumpulan data dibagi menjadi 2
bagian yaitu dengan wawancara kepada pengasuh anak dan penilaian perkembangan anak dengan tes
kecerdasan nonverbal (TONI-III) yang dilakukan peneliti antara tanggal 10 Maret
2006 sampai 8 April 2006. Bagian I, wawancara mencakup pertanyaan-pertanyaan
yang dikembangkan oleh peneliti untuk memperoleh informasi mengenai data
anak-anak yang diteliti (jenis kelamin, jumlah saudara kandung), data keluarga
(pendidikan pengasuh anak), tipe keluarga (keluarga kecil, keluarga besar),
pendapatan keluarga (cukup dan tidak cukup), dan krisis keluarga (pengukuran
dengan adanya minimal satu dari tujuh peristiwa
yang telah terjadi dalam enam bulan
terakhir seperti sakit parah
yang dialami salah satu anggota keluarga,
pengangguran, kematian, pecandu narkoba, perceraian, dipenjara, atau dikeluarkan dari sekolah). Wawancara ini berfokus pada skala pengasuhan anak dengan
menggunakan konsep kebutuhan dan pelayanan dasar bagi anak-anak yang sesuai dan
pantas. Pengasuhan anak dalam penelitian ini hanya berkonsentrasi
pada peningkatan perkembangan
intelektual anak. Bagian II yaitu menilai perkembangan anak dengan tes kecerdasan nonverbal
(TONI-III) terhadap anak tersebut,
digunakan untuk menilai
perkembangan intelektual. Subjek diklasifikasikan sebagai perkembangan normal
(IQ >90) atau perkembangan yang terhambat
(IQ <90).
4.
Prosedur
Penelitian
Peneliti
melakukan penelitian kepada anak-anak yang diasuh oleh kakek dan neneknya yang
tinggal di Provinsi Phrae. Peneliti mendatangi anak-anak tersebut untuk
melakukan tes kecerdasan intelektual nonverbal (TONI-III) dan pengasuhnya untuk
melakukan wawancara.
5. Teknik
Analisis Data
Data-data penelitian
ini dianalisis dengan uji statistik yaitu dengan menggunakan regresi
logistik dan regresi logistik ganda.
D. Hasil Penelitian
a. Karakteristik
Anak
dan Keluarga
Perbandingan
anak perempuan dan
anak laki-laki
55,9
dan
44,1%,
dan sebagian besar (63,7%)
memiliki dua
atau lebih
saudara kandung.
Para
pengasuh anak
utama
sama
(50%)
antara orang tua
dan
kakek-nenek,
sebagian besar dari mereka
adalah
keluarga kecil,
dan
lebih dari setengah
(57,8%)
memiliki penghasilan
cukup
untuk pendapatan
keluarga.
Hampir
semua
pengasuh anak
(94,1%)
telah
menyelesaikan sekolah dasar
atau pendidikan
yang lebih rendah,
63,8%
dihadapkan dengan
krisis keluarga,
dan
54,4%
telah mengasuh anak
dengan sesuai (Tabel
1).
b. Perkembangan
Anak
Usia Enam sampai Dua
Belas Tahun
Hasil
penelitian ini menunjukkan
bahwa 63,4%
dari
anak usia
enam sampai dua belas
tahun memiliki
perkembangan normal,
sedangkan
36,6%
mengalami penghambatan perkembangan
(Tabel
2).
c. Pengaruh
Pengasuhan Anak oleh Kakek-Nenek terhadap Perkembangan Anak Usia Enam sampai
Dua Belas Tahun
Untuk analisis bivariat antara faktor
pengasuh anak dan perkembangan anak dengan regresi logistik ditemukan bahwa,
pengasuh anak secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan
perkembangan anak (p < 0,05). Anak dibesarkan oleh kakek-nenek memiliki 2,9
kali kesempatan yang lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan daripada
mereka yang dibesarkan oleh orang tua.
Analisis multivariat antara faktor
pengasuh anak, faktor anak, dan faktor keluarga dengan regresi logistik ganda
ditemukan bahwa pengasuh anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan anak (p < 0,05). Anak-anak dibesarkan oleh kakek-nenek memiliki
2,0 kali kesempatan yang lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan
daripada mereka yang dibesarkan oleh orang tua mereka. Selain itu, pendapatan
keluarga dan pengasuhan anak memiliki pengaruh pada perkembangan anak (p <
0,05). Anak-anak dalam keluarga berpenghasilan rendah memiliki 2,1 kali
kesempatan yang lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan dibandingkan
dengan pendapatan yang cukup. Anak dengan pengasuhan yang tidak sesuai memiliki
8,8 kali kesempatan yang lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan
dibandingkan dengan anak yang pengasuhannya sesuai (Tabel 3).
E. Pembahasan
Anak-anak usia enam sampai dua belas tahun mengalami keterhambatan
perkembangan 36,6% dan dengan analisis multivariat yang mengendalikan faktor
pengasuhan oleh kakek-nenek, karakteristik anak, keluarga, dan perkembangan
anak menunjukkan bahwa anak dibesarkan oleh kakek-nenek mereka memiliki 2 kali
kesempatan lebih tinggi mengalami penghambatan perkembangan daripada mereka
yang dibesarkan oleh orang tua mereka. Hal
ini menunjukkan bahwa orang tua memiliki peran penting dalam pengasuhan anak dan peningkatan perkembangan intelektual anak. Anak-anak yang dibesarkan oleh kakek-nenek mereka memang
menerima gizi yang baik dan terjadi peningkatan pertumbuhan fisik, tapi mungkin
kurang memberi pembelajaran keterampilan dan kegiatan yang mengarah pada
perkembangan intelektual.
Anak-anak usia sekolah yang diasuh oleh orang tua mereka
sebagai pengasuh utama memiliki kesempatan lebih tinggi untuk menerima
perhatian dan peningkatan perkembangan emosional, sosial, dan intelektual
dibandingkan dengan anak yang dibesarkan oleh anggota keluarga yang lain, yang kebanyakannya
adalah kakek-nenek mereka.
Penelitian tentang migrasi orang tua dan status kesehatan
anak menemukan bahwa anak-anak yang hidup dalam keluarga, di mana ayah atau ibu
bermigrasi untuk bekerja di kota besar lain memiliki kesempatan yang lebih tinggi
mengalami penghambatan perkembangan daripada mereka yang tinggal dalam keluarga
dengan orangtua yang tidak bermigrasi.
Pendapatan
keluarga dan faktor pengasuhan anak memiliki pengaruh pada perkembangan
intelektual anak. Tampaknya keluarga dengan penghasilan rendah pendapatan kelurganya
menyebabkan kurangnya kesempatan untuk memberikan pembelajaran lebih bagi anak
mereka. Ini mungkin karena pengasuh utama menghabiskan sebagian besar waktu
mereka untuk bekerja.
Pengasuh
anak adalah faktor yang paling penting terhadap perkembangan anak karena orang
tua atau pengasuh utama tahu bagaimana mengelola pengetahuan mereka dan memilih
praktek pengasuhan anak yang tepat untuk meningkatkan perkembangan intelektual
anak, memberikan kesempatan bagi anak untuk menunjukkan pemikiran kreatif
mereka, dan bertindak sebagai panutan yang membuat perkembangan potensi intelektual.
Pendapatan
keluarga dan pengasuhan anak memiliki pengaruh pada perkembangan anak usia
sekolah, yang sama dengan penelitian ini. Oleh karena itu, keluarga harus
meningkatkan perkembangan dan proses pembelajaran anak yang dibesarkan oleh
kakek-nenek mereka dan tenaga kesehatan harus mengatur pelatihan pengetahuan
tentang perkembangan anak dan peningkatan intelektual untuk kakek-nenek.
Influence of Child Rearing by Grandparent on
JURNAL :
Influence of Child Rearing by Grandparent on
the Development of Children Aged Six to Twelve Years
Sutham Nanthamongkolchai PhD*,
Chokchai Munsawaengsub MD*, Chantira
Nanthamongkolchai MSc**
* Department of Family Health, Faculty
of Public Health, Mahidol University, Bangkok, Thailand
** Health Center Region I, Bangkok,
Thailand
Objective (Tujuan): To investigate the influence of child
rearing by grandparent on the development of children aged six to twelve years.
Material and Method (Bahan dan Metode): A cross-sectional
study was conducted in 320 children that were cared for by a parent and
grandparent selected by cluster sampling. The data were collected between March
10 and April 8, 2006 by questionnaire about child and family factors. The
TONI-III test was used to test the child development. Data were analyzed by
frequency distribution, logistic regression, and multiple logistic regression.
Results (Hasil): Child caregiver had a significant
influence on child development (p-value < 0.05). Children reared by a
grandparent had 2.0 times higher chance of having delayed development compared
with those who were reared by the parent. In addition, significant family
factors that had impact on the child development were child rearing and family
income.
Conclusion (Kesimpulan): Child rearing by a
grandparent had 2.0 times higher chance of having delayed development than
those reared by the parent. Therefore, family and health personnel should plan
to ensure the development and learning process of children that are cared by
the grandparent.
Keywords (Kata Kunci): Child reared by grandparent, Children
aged six to twelve years, Development
J Med Assoc Thai
2009; 92 (3): 430-4
Full text. e-Journal: http://www.mat.or.th/journal
Human growth and development are
a continuous modification process starting from fertilization. There are many
changes in physical, mental, emotional, social, and intelligence that are under
genetic regulation and external environment, particularly for child reared by
the family. To promote aged appropriate growth and development of the children
in the family, father and mother are the most important components. The
children should grow in warmth, and love, and be well reared by the parents and
their relatives. They also should have the chance to get age-appropriate health
and development leading to a good quality of life. Chen X et al studied about
the parental warmth, control, indulgence, and their relations to adjustment in
Chinese children. They found that the family that had prompt child care, love,
and warmth help children learn and adapt themselves
to new social environments. This is similar to the study of Nanthamongkolchai S
et al who found that appropriate child rearing and mother education had a
significant influence on child development.
With the Thai
society modernizing, the family adapted and migrated some of their members to
work in the industrialized or urban areas while they left their children
behind, with the grandparents,
Correspondence
to: Nanthamongkolchai S, Department of Family Health, Faculty of Public Health,
Mahidol University, Bangkok 10400, Thailand.
in the rural area. The grandparents
mainly took care and promoted the physical development of the children.
However, in the
learning process, particularly intellectual aspect, the grandparents cannot
support the children well as shown in the study of Nanthamongkolchai S on the
child care and child rearing in a Thai family. It stated that the pre-school
and school-aged children who had the parents as the major caregivers had
received better general health care and promotion of emotional, social, and
intellectual development than those who were reared by the non-parents, mostly
grandparents. According to the study of Jumpaklay A on the effect of migration
of the parent to the quality of life in the children, it found that the
children without a parent living in the family had a higher history of illness
in the past one month than those who lived with the parent. This is congruent
with the study of Nanthamongkolchai S et al who stated that the children living
in the family with migration of the member, mostly with the father, had 1.4
times higher chance of having an IQ below normal than those who lived in the
family without member migration.
Studies in
countries such as in the Philippines and Kenya have shown the opposite. It
showed that the migration of household leader had no negative impact on the
growth and development of the children who were taken care by another member of
the family, particularly when the father migrated and the mother was the main
caregiver. According to the literature review, the author still could not
clearly conclude that when the parent cannot be responsible for the child and
imposed such duties to the grandparent, it had an influence on the development
of the children. Thus, the present study aimed at analyzing the influence of
the child rearing by grandparent on the development of children aged between six
to twelve years old, on the hypothesis that child rearing by a grandparent is
the major factor affecting the child development even if child factors and
family factors such as family income and child rearing practice are controlled.
The result could be used as a parental and health personnel guideline to take
care of the children for enhancing appropriate development.
Material and Method
A cross-sectional
study was conducted in Phrae province. The data were collected by two
researchers. The inter-rater reliability test during the pilot test showed
95-100% agreement in each item. The interviews of the child caregivers and the
assessment of child development were done between March 10, 2006 and April 8,
2006. Three hundred twenty children, aged between six to twelve years old, were
selected by cluster sampling. Child caregivers were parent and grandparent. The
child caregiver means the person who takes care of them, at least six months
before the survey. For the group of grandparents, the majority of parents
(76.3%) migrated to work in other places, 15.4% were family with a parent who
died or was divorced, and 8.3% lived together but the parents have no role in
child caring. The research instrument was divided into two parts. Part I
included the questions developed by the researchers to elicit information
regarding to the children data ( sex, number of siblings), the family data
(child caregiver’s education), the family type (nuclear, extended), the family
income (sufficient and insufficient), and family crisis (measure by the
presence of at least one of seven events that have occurred in the past six
months such as severe illness of a family member, unemployed, death, drug
addict, divorced, jailed, or escaped from school). Part I also focused on the
child rearing scale by using the concept of basic needs and services for
children (12 items, classify child rearing as appropriate and inappropriate).
The child rearing in the present study concentrated only on the promotion of
intellectual development of the children. In part II, the study has assessed
the child development; the test of nonverbal intelligence (TONI-3) was used to
assess intellectual development. The subjects were classified as normal
development (IQ > 90) or delay development (IQ < 90).
Three experts who
were two psychologists and a pediatrician assessed the content validity of the
instrument. Reliability was assessed in 30 parents and grandparents of children
aged six to twelve years who shared similar characteristics with the study
subject. Cronbach’s alpha coefficient for child rearing was 0.78.
Data were analyzed
by frequency distribution and percentage to describe the demographic
characteristic of the subjects. Logistic regression and multiple logistic
regression were used to study the influence of the child rearing by a
grandparent on the child development with the significant level set at p-value
< 0.05.
Results
Characteristic of
children and family
The proportion of
girls and boys were 55.9 and 44.1%, and most (63.7%) had two or more siblings.
The main child caregivers were equal (50%) among parent and grandparent, most
of them were a nuclear family, and more than half (57.8%) had insufficient
income for family expense. Almost all child caregivers (94.1%) had finished
elementary school or lower education, 63.8% faced with family crisis, and 54.4%
had appropriate child rearing (Table1).
Development of children aged six to twelve years
The finding
revealed that 63.4% of children aged six to twelve years old had a normal
development, while 36.6% had delayed development (Table 2).
Influence of child
rearing by grandparent on the development of children aged six to twelve years
For the bivariate
analysis between child caregiver factors and child development with logistic
regression found that, the child caregiver was statistically significant
related with child development (p < 0.05). The child reared by a grandparent
had 2.9 times higher chance of delayed development than those who were reared
by a parent. Multivariate analysis between child caregiver factors, child
factors, and family factors by multiple logistic regression found that the
child caregiver had significant influence on child development (p < 0.05).
The children reared by a grandparent had 2.0 times higher chance of delayed
development than those who were reared by their parent. Furthermore, the family
income and child rearing had an influence on child development (p < 0.05).
The children in insufficient income family had 2.1 times higher chance of
delayed development than those with sufficient income. The child with
inappropriate child rearing had 8.8 times higher chance of delayed development
than those with appropriate child rearing (Table 3).
Discussion
The
children aged six to twelve years old had delayed development 36.6% and by
multivariate analysis which control the factors of grandparent caregiver, child
characteristic, family, and child development pointed out that the child reared
by their grandparents had a 2 times higher chance of delayed development than
those who were reared by their parent. It showed that the parent had a
significant role in child care and promotion of intellectual development. The
children who grew up with a grandparent received the physical growth promotion
and good nutrition but may lack learning skill promotion and activity that lead
to intellectual development, which is congruent with the study of
Nanthamongkolchai S. They found that the school age children who were reared by
their parent as a main caregiver had a higher chance to receive the care with
developmental promotion of emotional, social, and intellectual than the child
reared by other family members, who were mostly grandparents. The study of
parental migration and health status of children found that children living in
families where fathers or mothers migrated to work in another major city had a
higher chance of delayed development than those who lived in families with
non-migrate parent.
The family income
and child rearing factors had an influence on the intellectual development of
the children. It seems that the family with insufficient income for the
household expense leads to lack of opportunity to provide the learning
promotion accessories for the children. This may be because the main caregiver
spent most of their time working. The child rearing was the most important
factor of child development because the parent or the main caregiver knew how
to manage their knowledge and choose the appropriate child rearing practice to
promote intellectual development, give the chance for the children to show
their creative thinking, and act as a role model that made the potential
intellectual development. The study of a Ruengdaraganond N, Mosuwan L et al,
and Nanthamongkolchai S et al found that the family income and the child
rearing had influence on the development of school-aged children, which was
congruent with the present study. Therefore, the family should promote the
development and learning process of the children who were reared by the
grandparent and the health personnel should organize knowledge training on
child development and intellectual promotion for the grandparent.
However, the study
of Davidhizar R et al in The United States of America about the role of grandparent
who took care of the grandchildren had a different result and found that the
role of grandparent had a positive effect upon the good relation among the
grandparents and grandchildren. In addition, the study of Kemp CL found the
grandparent-adult grandchild relationships had friendships relation, which lead
to sharing of experiences and thinking that strengthened the confidence and
trust among the family members.
Acknowledgements
The authors wish to
thank all the participants in the study and we would like to thank Mrs. Kanjana
Akepatcha for her kind support during data collection.
Reference
1.
Bee H. The growing child. New York: Harper Collins College
Publishirs; 1995: 105-83.
2.
Nelson WE, Behrman RE, Kliegman RE, Arvin AM, editors. Text book
of pediatrics. 15th ed. Philadelphia: W.B. Saunders; 1996: 56-72.
3.
Chen X, Lice M, Li D. Parental warmth, control, and indulgence
and their relations to adjustment in Chinese children: a longitudinal study. J
Fam Psychol 2000; 14: 401-19.
4.
Nanthamongkolchai S, Isaranurug S, Kaewsiri D. Factors affecting
intelligence development of school children in four areas of Thailand. Thai J
Pediatr 2003; 42: 9-18.
5.
Nanthamongkolchai S, Isaranurug S, Klinman S. Factors affecting
cognitive development of students in matthyom suksa, Muang district, Nakhon
Sawan Province. J Public Health 2003; 33: 131-9.
6.
Chamratrithirong A, Achavanikul K, Richter K, Guest P, Thongthai
V, Boonchalaksi V, et al National migration survey of Thailand. Bangkok:
Institute for Population and social Research, Mahidol University, Thailand;
1995: 65-78.
7.
Soonthorndhada K, Kanungsukkasem U, Punpueng S, Tangchonlatip K.
Child-care situations in Thailand: a synthesis report. Bangkok: Institute for
Population and Social Research Mahidol University, Thailand; 1998: 46-63.
8.
Nanthamongkolchai S, editor. Child rearing practices of Thai
families: a quantitative and qualitative study. Bangkok: The Thailand Research
Fund; 2004: 153-162.
9.
Jampaklay A. Migration of the parent and the quality of life of
the children. Population and Development Newsletter 2005; 25: 1-2.
10.
Nanthamongkolchai S, Mosuwan L, Ruengdaraganond N, Isaranurug S.
Family migration and intelligence quotient of school children and adolescent in
Thailand. J Demography 2006; 22: 33-43.
11.
Graziano B, Conoco CG. The impact of labour migration on the
children lift behind: a study of elementary school children in the Philippines.
SQJOURN 1998; 13: 220-41.
12. Onyango A, Tucker K, Eisemon T. Household headship and child
nutrition: a case study in westen Kenya. J Soc Sci Med 1994; 39: 1633-9.
13. National Bureau of the Children Promotion and Coordination.
Basic minimum needs and services for children. Bangkok: National Bureau of the
Children Promotion and Coordination; 1990: 30-7.
14. Brown L, Sherberou R, Johnsen SK. Examiner’s manual TONI-3 test
of nonverbal intelligence. 3rd ed. New York: Proed; 1997: 1-142.
15.
Nanthamongkolchai S, Isaranurug S, Munsawaengsub C. Parental
migration and health status of children aged 1-12. J Public Health Dev 2006; 4:
57-64.
16. Ruendaraganond N. Cognitive development of Thai children.
Bangkok: The Thailand Research Fund; 2004: 70-4.
17.
Mosuwan L, Chompikul J, Isaranurug S, Ruendaraganond N, Sanga P,
Nanthamongkolchai S, et al. Holistic development of Thai children. Bangkok: The
Thailand Research Fund; 2004: 25-39.
18.
Davidhizar R, Bechtel GA, Woodring BC. The changing role of
grandparenthood. J Gerontol Nurs 2000; 26: 24-9.
19. Kemp CL. Dimensions of grandparent-adult grandchild
relationships: From family ties to Intergenerational friendships. Can J Aging
2005; 24: 161-77.
อิทธิพลของผู้เลี้ยงดูที่เป็นปู่ย่า ตายาย ต่อพัฒนาการเด็กอายุ 6-12 ปี
สุธรรม นันทมงคลชัย, โชคชัย หมั่นแสวงทรัพย์, จันทิรา นันทมงคลชัย
วัตถุประสงค์: เพื่อศึกษาอิทธิพลของผู้เลี้ยงดูที่เป็นปู่ ย่า ตา ยาย ต่อพัฒนาการเด็กอายุ 6-12 ปี
วัสดุและวิธีการ: เป็นการสำรวจภาคตัดขวาง เก็บรวบรวมข้อมูลจากเด็กพร้อมผู้เลี้ยงดูหลักที่เป็นบิดามารดา และ ปู่ ย่า ตา ยาย ในจังหวัดแพร่ จำนวน 320 คน เลือกกลุ่มตัวอย่างจากการสุ่มแบบแบ่งกลุ่ม เก็บรวบรวมข้อมูลโดย วิธีการสัมภาษณ์และทดสอบพัฒนาการเด็กด้วยแบบทดสอบ TONI-III ในช่วงวันที่ 10 มีนาคม พ.ศ. 2549 ถึง 8 เมษายน พ.ศ. 2549 วิเคราะห์ข้อมูลโดยใช้สถิติ ค่าความถี่ ร้อยละ Logistic
regression และ Multiple logistic
regression
ผลการศึกษา: ผู้เลี้ยงดูหลักมีอิทธิพลต่อพัฒนาการเด็กอย่างมีนัยสำคัญทางสถิติ (p-value <
0.05) โดย เด็กที่ถูก เลี้ยงดูโดยปู่ ย่า ตา ยาย มีโอกาสที่จะมีพัฒนาการต่ำกว่าปกติ 2.0 เท่า ของเด็กที่เลี้ยงดูโดยบิดามารดา นอกจากนั้น ปัจจัยด้านลักษณะการอบรมเลี้ยงดู และรายได้ของครอบครัว มีอิทธิพลต่อพัฒนาการเด็กอย่างมีนนัยสำคัญทางสถิติ (p-value <
0.05)
สรุป: เด็กที่ถูกเลี้ยงดูโดยปู่ ย่า ตา ยาย มีโอกาสที่จะมีพัฒนาการต่ำกว่าปกติ 2.0 เท่า ของเด็กที่เลี้ยงดูโดยบิดามารดา ดังนั้น ครอบครัวและบุคลากรด้านสาธารณสุข ควรกำหนดแนวทางในการส่งเสริมพัฒนาการและการเรียนรู้ของเด็ก ที่เลี้ยงดูโดยปู่ ย่า ตา ยายที่เหมาะสมต่อไป
Tidak ada komentar:
Posting Komentar